|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 01 Maret 2017

Ia Menyelamatkan Kura-kura Besar yang Hendak Disembelih, 16 Tahun Kemudian Kura-kura Itu Balas Budi Menyelamatkan Anaknya

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Ada sebuah toko bernama “Yù Yuán Hào” di Kee-lung, Taiwan. Lin, pemilik toko adalah seorang pria yang baik hati, penduduk di sekitar mereka hidup sebagai nelayan.

Suatu hari, para nelayan berhasil menangkap seekor kura-kura besar menggunakan jaring, mereka berencana menyembelih kura-kura itu dan menjual dagingnya.

Kebetulan saat itu, Lin melewati tempat itu, dan melihat seekor kura-kura yang dikerumuni warga dan menanti ajalnya itu terus bersujud mendongakkan lehernya, dari kedua matanya terlihat meneteskan air mata seakan-akan minta tolong.

Rasa iba pak tua Lin yang melihat kemalangannya itu lalu membeli kura-kura itu walau harus ditebus dengan harga yang mahal, dan meminta orang-orang untuk melepaskan kembali kura-kura itu ke pantai.

Karena khawatir ada orang yang menangkap dan menyembelihnya, pak tua Lin lalu menulis “Yu Yuan Hao melepaskan makhluk hidup” di atas punggung kura-kura, yang berarti semoga ada orang yang welas asih, berbuat baik, dan melepaskannya (kura-kura) hidup bebas di habitatnya, jangan sembarangan membunuhnya.

Setelah meninggalkan kata-kata itu di atas punggungnya, akhirnya mereka melepaskan kura-kura itu ke laut, banyak orang yang melihat kura-kura itu terlihat timbul tenggelam di tengah laut, seolah-olah membungkukkan diri mengucapkan terima kasih kepada pak tua Lin.

Batin orang-orang yang melihat pemandangan itu seketika tersentuh. Lalu mereka saling berjanji untuk tidak menangkap, membunuh atau memakan kura-kura besar itu jika suatu hari nanti bertemu dengannya. Slogan 3 M tidak “menangkap, membunuh dan memakan” ini masih terukir di lingkungan mereka sampai hari ini.

Singkat cerita, 16 tahun kemudian, putra kedua pak tua Lin, berhasil lulus dan diterima di sebuah sekolah bisnis di Taipei. Saat liburan di hari minggu, putra keduanya ini selalu pulang naik kapal. Namun, kali ini, dalam pelayaran pulangnya, permukaan laut dihantam oleh arus balik yang menggelora, dan naas, kapal yang ditumpanginya itu pun kandas dan tenggelam di laut. Lebih dari 90 diantara 100 lebih penumpang ditelan oleh laut yang bergelora.

Detik-detik menjelang kandasnya kapal itu, terdengar jeritan dan teriakan panik para penumpang meminta tolong, benar-benar raungan kepanikan yang memekakkan telinga. Meskipun putra kedua pak tua Lin bisa berenang, tapi karena gemuruh ombak yang terlalu kuat, sehingga membuatnya tenggelam lagi, tapi ia tidak menyerah dan terus berjuang menyelamatkan diri di tengah gelombang ombak yang ganas.

Di tengah perjuangan kerasnya itu, tiba-tiba ia merasa tubuhnya seperti terangkat ke atas oleh sesuatu benda bundar, dan begitu dilihatnya, ia mendapati dirinya berbaring telentang di atas punggung kura-kura, ketika diamati lagi dengan lebih seksama, ia melihat moncong kura-kura itu sangat besar.

Seketika ia pun terkejut, dan merasa kali ini pasti akan tewas terkubur di dalam perut sang kura-kura. Lalu ia bermaksud membalikkan badannya dan melompat ke laut, tetapi saat itu ia sudah sangat lelah dan tidak sanggup lagi meronta.

Belakangan, ketika ia membalikkan badannya, tiba-tiba ia melihat ada tulisan di atas punggung kura-kura “Yu Yuan Hao melepaskan makhluk hidup”. Dan saat itu baru disadarinya, tenyata kura-kura ini adalah makhluk yang pernah diselamatkan oleh ayahnya ketika itu. Tiba-tiba, kegalauan, kesedihan dan rasa takutnya menjadi sukacita yang tak terkira, ternyata kura-kura itu datang menyelamatkannya. Kura-kura itu pun dipeluknya dan berdo’a semoga selalu dalam lindungan-Nya.

Dengan leluasa dan nyamannya kura-kura itu menggerakkan keempat kakinya, mengayuh seperti perahu, kura-kura itu berjuang ditengah terjangan ombak besar membawanya selamat sampai di atas pantai, saat akan tiba di pantai, tuan muda Lin seketika melompat melompat di atas air dangkal, kemudian memandangi kura-kura yang telah menyelamatkannya itu masih mengambang di atas air.

Tuan muda Lin lalu merapatkan tangannya sebagai tanda terima kasihnya. Kura-kura itu pun mengangkat kepalanya dan mengangguk-angguk seakan-akan mengucapkan terimakasihnya kembali, bahkan membuka moncongnya mengeluarkan suara seperti menunjukkan sukacitanya, kemudian berbalik dan berenang menjauh, warga yang menunggu di atas pantai pun segera datang mengucapkan selamat atas keselamatan tuan muda Lin.

Dalam bencana di laut kali ini, hanya puluhan penumpang yang selamat, lainnya tewas tak tertolong. Setelah dilakukan survey, semua yang selamat ini ternyata adalah orang-orang yang berbakti, wanita soleh, dan mereka yang sehari-hari selalu berbuat amal. Jadi jelas sekali, kalau Tuhan selalu memberkati orang-orang seperti itu, dan melindungi generasi/keturunan dari sosok orang yang baik hati.

Para tetangganya yang tahu akan hal itu pun terharu oleh peristiwa yang dialami putranya Lin, dan mereka pun suka beramal. Sebelumnya ada seorang peramal terkemuka yang mengatakan bahwa pak tua Lin bisa hidup sampai usia 70 tahun, tapi ternyata ia bisa hidup hingga 88 tahun, dan meninggal dalam kedamaian tanpa penyakit (orang tua yang meninggal bukan disebabkan penyakit-tapi sudah waktunya berpulang).

Sebab-akibat itu selalu hadir tepat pada waktunya, tapi bagaimana sang kura-kura bisa tahu ada bencana di tengah laut yang maha luas itu?

Bagaimana ia mengetahui dengan jelas putra kedua dari orang yang pernah menyelamatkannya itu akan ditimpa bencana pada hari itu?

Padahal mereka tidak pernah bertemu, tapi bagaimana kura-kura bisa menemukannya di laut, dan menyelamatkannya?

Kita mencari dengan kekuatan manusia juga belum tentu berhasil menemukannya. Naluri segenap makhluk hidup di jagad raya ini sulit untuk kita bayangkan. Demikian juga denga karma balasan baik dan jahat itu benar-benar di luar nalar kita.

Kura-kura tahu membalas budi, berjuang di tengah terjangan ombak dahsyat dan mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan putra dari orang yang pernah menyelamatkannya. Kita, sebagai manusia belum tentu memiliki semangat (kesadaran jiwa) seperti kura-kura ini. Dan ia layak mendapatkan penghormatan! Salam kebajikan  (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar