|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 13 Februari 2014

Tradisi Festival Lampion, Menebak Teka Teki Lampion (灯谜)

 


Kebajikan ( De 德 ) -  Masyarakat Tiongkok akan mengadakan berbagai macam perayaan Festival Lampion yang menandai berakhirnya Festival Musim Semi menurut tradisi Tiongkok. Bermain menebak teka teki lampion adalah salah satu permainan yang bernilai tinggi dan paling umum selama Festival Lampion atau Capgome . Tradisi ini telah dilakukan selama ratusan tahun. Teka-teki lampion pertama kali muncul sekitar 800 tahun yang lalu. 

Teka teki ini ditempelkan pada lampion, siapapun boleh menebaknya, jika tepat, penebak akan diberi hadiah. Ini adalah penyatuan unik antara teka teki dan menonton pesta lampion di Tiongkok kuno.   

Teka teki (灯谜) zaman dahulu artinya adalah sesuatu yang disamarkan. Sastrawan kuno Liu Si (刘勰) dalam karyanya Ukiran Inti Sastra (文心雕龙灯) menulis, “Mulai zaman Wei (), banyak pelawak (俳优) yang suka menyindir, orang-orang menamakan sindiran itu  teka teki. Yang dimaksud dengan teka teki ialah kata-kata yang membingungkan.” 

Teka teki, sering membuat orang seratus kali berpikir, apalagi jika masih belum bisa mendapatkan jawabannya, tentunya akan semakin membuat orang kebingungan. Itulah makanya ada teka teki yang jawabannya “menebak teka teki” bunyinya begini, “Sebentar senang sebentar cemas, yang dipikir tiada satupun tepat, jika kebetulan mendapat jawaban jitu, cemas dan khawatir langsung lenyap.”
          
Teka teki sama dengan segala sesuatu yang lain, ada proses lahir dan bertumbuhnya. Jauh sebelum zaman Negeri Perang Chunqiu (春秋战国), beberapa petualang politik  membujuk raja-raja, mempromosikan ideologi masing-masing. Mereka sering menggunakan perumpamaan dalam dongeng rakyat, menyampaikan maksud secara terselubung, mengharapkan hasil yang baik. Saat itu cara ini disebut “bahasa terselubung” atau “gengci” (庚词).
          
Pada zaman Chunqiu (春秋) itu, Bahasa Liar Qi Timur (齐东野语) karya orang Song () yang bernama Zhou Mi (周密) adalah cikal bakal teka teki tertulis.
          
Sampai pada zaman Han (), “bahasa terselubung” atau “Teka tekii” (灯谜) berangsur-angsur dipisahkan dari percakapan persuasif petualang politik, sehingga menjadi teka teki lampion yang pada umumnya adalah pemecahan huruf atas bentuk dan arti. Teka teki lampion di zaman Han () kebanyakan mengurai, menggabung, sehingga lafal, bentuk dan artinya mengalami perubahan. Teka teki huruf pada waktu itu belum sempurna betul, ada ciptaan masyarakat dan ada juga yang ciptaan sastrawan.
          
 

Sampai pada zaman Tiga Negeri (三国), penciptaan teka teki tertulis sudah sangat populer. Waktu itu ada seorang sastrawan besar yang bernama Cai Yong (蔡邕) menulis 8 huruf di balik nisan seorang dayang, “黄绢幼妇外孙齑臼

Banyak sastrawan yang tidak dapat menebak maknanya yang terselubung, kecuali seorang penasehat Cao Cao (曹操) yang bernama Yang Xiu (杨修), setelah membacanya dia tertawa dan berkata, “Bagus, bagus, bagus sekali! Sungguh 绝妙好辞.” 

Ternyata tulisan Cai Yong (蔡邕) mengandung makna 色丝少女女子受辛 yang jika digabungkan dua-dua akan menjadi empat huruf绝妙好辞yang artinya “perkataan yang bagus sekali”.  

Saat itu Cao Cao (曹操) sendiri juga suka membuat teka teki. Suatu kali dia memerintahkan untuk membuat sebuah taman besar. Setelah selesai, pejabat proyek mempersilahkan Cao Cao (曹操) untuk meninjaunya. Selesai meninjau, Cao Cao (曹操) menulis huruf di pintu masuk, semua pejabat proyek tidak mengerti apa maksudnya. Hanya Yang Xiu (杨修) si penebak jitu yang tahu makna, di pintu () , jadi (lebar). Maksudnya pintunya terlalu lebar. Pejabat proyek baru mengerti, lalu cepat-cepat menyuruh pekerja untuk merombaknya.
          
Sampai pada zaman Song (), penyatuan menebak teka teki dengan menonton lampion Capgome telah memperkaya kegiatan hiburan di pesta lampion. Di ibukota, Suzhou (苏州), Yangzhou (扬州) dan kota ramai yang lainnya, tiap Capgome didirikan tenda lampion. 

Para sastrawan akan datang berkerumun untuk menikmati keindahan lampion sambil menebak teka teki, yang nama lainnya “harimau lampion”, yang maksudnya adalah memanah harimau sulit sekali, jadi menebak teka teki sama sulitnya seperti memanah harimau. Namun ada juga yang dapat menebak dengan tepat sehingga mendapat hadiah yang lumayan. Saat itu, banyak juga sastrawan yang menjadi ahli pembuat teka teki.
          
Di samping itu, pada zaman Song (), bermunculan “gubuk genteng”, sebaagai sarana berkembangnya teka teki lampion. Banyak orang yang berkumpul di gubuk genteng untuk menebak teka teki, sehingga penebakan teka teki menjadi suatu keahlian yang khas, maka lahirlah penebak yang profesional dalam jumlah yang besar. Seperti yang tercatat dalam Perstiwa Lama Rimba Persilatan (武林旧事) saja ada 13 orang. 

Saat itu banyak dibentuk Klub Teka Teki, cara menebak makin diperbaharui, variasai makin diperbanyak, ada yang “tebak langsung”, “tebak dari akhir”, “tebak asosiasi”, “tebak sebab", “tebak selanjutnya”, “tebak asal asalan” dan lain lain.
          

Zaman Ming () dan Qing () boleh dikata adalah era mas teka teki lampion. Di masyarakat, bukan saja pada hari raya Capgome, Cuoko, Tongciu bahkan di beberapa tempat, teman-teman berkumpul juga diselingi menebak teka teki. Oleh karena kegiatan menebak teka teki lampion begitu sering dilakukan, maka pemasokan teka teki lampu baru menjadi kewalahan, apa lagi teka teki lampu tidak seperti permainan yang lain, begitu tertebak, jika dipasang lagi akan menjadi hambar rasanya. 

Akibatnya, bermunculanlah para pembuat teka teki yang rajin menggali materi dari puisi kuno, terciptalah format teka teki yang beraneka macam. Ma Cang (马苍) pada zaman Ming () peertama-tama menciptakan “format 18 Guangling” (广陵十八格). Munculnya format teka teki, melambangkan bahwa teka teki lampion sudah semakin dewasa. Salam kebajikan (Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar