|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 11 Februari 2014

Cerita Rakyat Tentang Perayaan Cap Go Me

 


Kebajikan ( De 德 ) -  Hari raya Cap Go Me (十五暝) atau Yuan Xiaojie (元宵节) dalam bahasa Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan pertama tahun Imlek adalah salah satu hari raya tradisional Tiongkok. Menurut tradisi rakyat Tiongkok, sehabis Cap Go Me, maka berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek. 

Tentunya dalam perayaan Cap Go Me ini banyak terjadi kegembiraan, peristiwa aneh dan kejadian lucu yang kadang-kadang membuat orang mau menangis tidak bisa, mau tertawa juga tidak. Di bawah ini ada beberapa kisah kejadian dalam perayaan Cap Go Me zaman dulu.

Chen Lie (陈列) menulis syair, menyindir residen 

Konon, pada zaman Song (), di Fuzhou (福州), residennya bernama Cai Junmo (蔡君漠), dia ingin memamerkan tertib dan amannya masyarakat, lalu mengeluarkan perintah, pada malam Capgome, setiap rumah harus memasang tujuh buah lampu, dengan  alasan yang tidak jelas. 

Saat itu ada seorang sastrawan bernama Chen Lie (陈列) yang berani membela kaum yang lemah, dia membuat lampu besar yang tingginya 3 meter, dengan tulisan sebuah syair :

          Sebuah lampu bagi orang kaya,
          Bagaikan sebutir sekoi di lumbung.
          Sebuah lampu bagi orang miskin,
          Membuat ayah dan anak menangis kelaparan.
          Pejabat agung terpuji tidak banyak tahu,
          Hanya mengeluh tiada lagu yang merdu.

Pejabat boleh pasang api, rakyat dilarang pasang lampu

Cerita ini juga terjadi pada zaman Song. Pada waktu itu ada seorang pejabat residen yang bernama Tian Deng. Menurut adat feodal, bukan saja nama baginda dan nama tahun yang tidak boleh ditampilkan di sembarangan tempat, namun juga tidak boleh sembarangan menyebut nama seorang pejabat. Hal ini harus dihindari di kalangan atau pada situasi tertentu. 

Ketika Tian Deng sudah menjadi residen, dia meminta seluruh rakyat di keresidennya untuk menghindari menggunakan huruf (deng), begitu juga huruf yang lafalnya sama pun dilarang digunakan. Beberapa bawahannya pernah dihukum cambuk karena melanggar larangan ini. 

Ketika perayaan Cap Go Me sudah dekat, Tian Deng sangat gemar sekali menonton festival lampion, tapi dia tidak mau masyarakat menggunakan kata , karena dan   lafalnya sama “deng”, bagaimana nih? 

Untung pejabat ini otaknya “encer” juga, dikeluarkanlah pengumuman untuk Cap Go Me yaitu, “Sesuai kebiasaan Cap Go Me, Keresidenan akan memasang api tiga hari.” 

Rakyat hanya melongo, tapi perintah atasan tidak boleh dilanggar, sehingga mereka terpaksa mengganti kata “memasang lampu” (点灯) menjadi “memasang api” (放火).

Mencuri gelas emas untuk bukti

Konon baginda Huizong dinasti  Song ( 徽宗) Zhao Ji (赵佶) suka mendengar pujian orang. Oleh sebab itu, maka untuk mengambil hati rakyat, dia selalu “bersenang-senang bersama rakyat”. 

Pada hari perayaan Cap Go Me setiap tahunnya, maka dia akan naik  ke balkon Xuande (玄德;). Siapa saja yang rindu untuk memandang “wajah mulianya”, maka akan diberi segelas minuman arak, yang gelasnya terbuat dari emas.
 
Suatu kali, ada seorang wanita yang setelah habis minum arak, diam-diam menyembunyikan gelas emas kosong ke dalam pakaiannya, tidak disangka kepergok oleh pengawal. Lalu, wanita itu dibawa ke hadapan baginda. 

Mencuri barang istana, ini kan dosa besar, wah, wah, wah! Sudah barang tentu, baginda menjadi murka, mau menjatuhkan hukuman. Siapa sangka wanita itu berbakat sastra, dalam ketidak berdayaan, dia mengeluarkan syair Zhegutian (鹧鸪天) : “Bulan purnama menyinari lampu tambah cemerlang, bergandengan tangan dengan kanda sampai di Duanmen. Keasyikan menonton musik nyanyi dan tari yang berdesak-desakan membuat dinda terpisah dengan kanda. Hari semakin malam, terima kasih anugerah Baginda di balkon Xuande; takut pulangnya dicela mertua, mencuri gelas mas untuk bukti.” 

Sesudah mendengar syair ini, Zhao Ji (赵佶) merasa kasihan, tidak jadi menjatuhkan hukuman, malahan memberinya gelas mas itu.

Cermin pecah bundar lagi

Pada abad ke 4 sampai abad ke 6 tahun Masahi, Song (), Qi (), Liang (), Chen () empat dinasti mendirikan kekuasaan di Tiongkok Selatan, disebut dinasti Selatan (420-589 M). Adik perempuan raja terakhir dinasti Selatan Chen Houzhu (陈后主), yaitu putri Songping (宋平公主), dinikahkan dengan bawahan residen Chen () yang bernama Xu Deyan (徐德言). 

Melihat dinasti Chen () sudah bobrok hampir musnah, maka pada suatu hari, Xu Deyan (徐德言) berjanji dengan istrinya, jika kemudian dinasti Chen musnah, rakyat cerai-berai, dia dan istrinya masing-masing memegng separo cermin tembaga pecah, kemudian saling mencari di perayaan Capgome, jika bertemu, tinggal menyatukan pecahan cermin tembaga, sebagai bukti hubungan suami istri. 

Kemudian, kerajaan Chen benar-benar hancur, suami istri tersebutpun terpisah. Tapi akhirnya, pada perayaan Capgome, dua orang itu bertemu, cermin pecah bundar lagi, dua sejoli hidup bahagia berdampingan sampai tua, menjadi cerita indah generasi selanjutnya. Selamat merayakan Cap Go Me....Salam kebajikan
    

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar