|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 10 Maret 2012

Kisah Murid Kwan Im Pu Sa

 


Miao Shan Guan Yin sering ditampilkan dengan keadaan duduk, tangannya dalam sikap meditasi dan membawa mutiara yang menyala. Banyak lukisan atau pahatan yang menampilkan dia sedang duduk di atas batu karang dekat air yang mengalir deras, atau di tengah lautan.

Lukisan lain memperlihatkan dia sedang membawa gulungan kitab suci yang melambangkan Sutra Penerangan Hati, atau sebatang dahan pohon Yangliu untuk memercikkan embun suci (Amritha) yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit dan mengusir roh – roh jahat.
Masih ada bentuk lukisan lain yang menampilkan Guan Yin membawa tasbih mutiara di tangannya, tapi sering juga tasbih itu dibawa di paruh seekor burung kakak tua. Bajunya berwarna putih dan tampak melayang di atas awan, di atas bunga teratai atau di atas kelopak teratai yang terapung di lautan. 

Lukisannya yang paling terkenal adalah pada waktu di tampilkan bersama dengan pembantunya yaitu Si Anak Merah, Shan Cai, dan Si Gadis Naga Long Nü. Shan Cai dengan posisi menyembah dan Long Nü membawa mutiara yang menyala.

Tentang Shan Cai dan Long Nü ini, ada kisahnya tersendiri. Pada waktu Tu Di Gong mengantar Miao Shan ke pulau Pu Tuo menjaganya selama 9 tahun, sampai akhirnya sang putri mencapai kesempurnaan. 

Ditentukan hari pelantikan Miao Shan menjadi Pu Sa adalah tanggal 19 bulan 9 Imlek. Tu Di menyebarkan banyak undangan untuk menghadiri pelantikan tersebut. Yang diundang antara lain adalah San Guan Da Di, Shi Dian Yan Luo (10 Raja Akherat) Ba Xian (8 Dewa), Wu Yue Da Di (dewa dari Lima Pegunungan) dan lain – lain.

Pada hari yang telah ditentukan, para undangan telah berkumpul, Miao Shan duduk di atas singgasana bunga teratai, lalu para Dewata itu mengumumkan pelatikan di kalangan ke Buddhaan dan wilayah kekuasaannya di langit dan bumi. 

Kemudian mereka beranggapan bahwa tidak sepantasnyalah Miao Shan sekarang dinamakan Guan Shi Yin berada di Xiang Shan seorang diri tanpa pembantunya. Mereka mengusulkan agar dicarikan dua pembantu, seorang pria perjaka dan gadis yang bertugas melayani semua keperluannya di tempat itu. Tu Di diserahi tugas untuk menemukan calon yang sesuai.

Dalam perjalanan mencari calon pembantu Guan Yin ini, Tu Di bertemu dengan seorang pendeta muda yang bernama Shan Cai. Setelah kematian kedua orang tuanya, Shan Cai menjadi pertapa di gunung Da Hua Shan, tapi tanpa bimbingan ia merasa sulit untuk mencapai kesempurnaan. 

Dengan perantara Tu Di akhirnya Shan Cai menghadap Guan Yin. Guan Yin masih meragukan kesungguhan hati pemuda ini dan ingin mengujinya. Disuruhnya pemuda itu menempati sebuah puncak di pulau itu, dan menunggu sampai Guan Yin menemukan cara untuk mengatur kesempurnaannya.

Miao Shan kemudian memanggil Tu Di dan meminta agar para dewa yang hadir di situ mau menyamar menjadi bajak – bajak laut yang mau mengepung gunung itu, membawa obor dan senjata tajam mengancam akan membunuh Guan Yin. “Aku akan lari ke puncak dimana Shan Cai sekarang berada dan menguji kesetiannya”, kata sang Dewi.

Tak lama kemudian segerombolan bandit dan bajak laut datang mengepung vihara di Xiang Shan itu. Guan Yin melarikan diri ke puncak, ia terpeleset dan terguling ke dalam jurang. Melihat sang dewi terguling, Shan Cai tanpa ragu – ragu segera terjun untuk menyelamatkannya.

 “Anda tidak mempunyai sesutau yang berharga untuk dirampok mereka, mengapa takut dan terjun ke jurang, sehingga terancam bencana kematian”, tanya Shan Cai. Melihat pemuda itu menangis, Guan Yin berkata “aku harus tunduk pada kehendak langit”.

Shan Cai dengan segala kepedihan hatinya berdo’a kepada Langit dan Bumi agar Sang Dewi diselamatkan. “Seharusnya kau tak perlu menunjukkan diri untuk menolong aku dengan penuh resiko. Aku belum menjelmakan kau kembali dan mengantarmu kesempurnaan. Tapi kau adalah anak yang berani, aku sekarang tahu hatimu baik, Lihatlah ke bawah sana, “ kata Guan Yin. 

Shan Cai lalu menoleh, “Aku melihat mayat”.

“Ya, itulah badanmu yang lama. Sekarang kau telah dijelmakan kembali, dan kau dapat terbang dan membumbung keangkasa sesuka hatimu!” Guan Yin berkata. 

Shan Cai membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih dan Guan Yin berkata lagi “Selanjutnya kau selalu berada di sampingku dan berdo’a, jangan meninggalkan aku seharipun”. Sejak itulah Shan Cai selalu hadir di sebelah Guan Yin.

Tentang bagaimana Shan Cai menjadi murid Guan Yin, cerita terkenal “Xi You Ji” mempunyai versi yang lain lagi. 

Dikisahkan dalam perjalanan mengambil kitab suci ke langit barat, pendeta Xuan Zhang bersama ketiga muridnya Sun Wu Kong, Si Monyet Sakti, Zhu Ba Jie Siluman Babi dan Sha He Shang dicegat oleh seorang siluman yang berijut anak kecil yang sangat sakti. 

Ternyata siluman anak kecil itu adalah putra Niu Mo Wang (Gu Mo Ong – Hokkian) dan Luo Sa Nü (Lo Sat Li – Hokkian), yang diberi nama Niu Sheng Ying (Gu Seng Eng – Hokkian) alias Hong Hai Er (Ang Hay Ji – Hokkian) atau si Anak Merah.

Si Anak Merah ini sakti sekali, ia bermaksud menawan pendeta Xuan Zhang untuk disantap dagingnya. Beberapa kali Sun Wu Kong dibuat tak berdaya oleh semprotan api saktinya. Tapi si Monyet Sakti tak kehabisan akal. Ia lalu meminta bantuan Guan Yin Pu Sa untuk menaklukkan Hong Hai er. 

Akhirnya Hong Hai Er dapat ditaklukkan dan dibawanya pulang ke Pu Tuo Shan untuk menjadi muridnya dan diberi gelar Shan Cai. Versi ini memang berbeda sekali dengan apa yang dituturkan dalam kisah Miao Shan.

Tentang Gadis Naga Long Nü dikisahkan sebagai berikut ini. Dengan kekuatan gaibnya Miao Shan melihat bahwa putra ketiga Long Wang, Sang Raja Naga, sedang menjelma menjadi ikan tambera. 

Dalam perjalanan melaksanakan tugas ayahnya, tak terduga ikan itu terperangkap dalam jala nelayan, dan diangkat ke darat lalu dijual ke pasar. Miao Shan lalu memerintahkan pelayannya yang setia, Shan Cai untuk membeli ikan itu, yang kemudian dibawa ke Pu Tuo Shan untuk dilepaskan ke laut bebas.

Putra ketiga Sang Raja Naga sangat berterima kasih atas pertolongan Guan Yin. Sang Raja Naga dalam terima kasihnya kepada Miao Shan Guan Yin bermaksud menghadiahkan sebutir mutiara yang dapat bersinar di waktu malam. Long Nü cucu perempuan Long Wang dari pangeran ketiga tersebut mohon ijin untuk menghantarkan hadiah kepada Miao Shan.

Di hadapan Miao Shan, Long Nüminta diijinkan untuk belajar ajaran orang – orang suci di bawah bimbingannya. Setelah mengetahui kesungguhan hatinya, Miao Shan akhirnya menerima Long Nü sebagai murid. Shan Cai memanggilnya kakak. Mereka bersama – sama mendampingi Miao Shan. 

Sering juga Long Nü ini ditampilkan dalam bentuk naga yang sedang ditunggangi oleh Guan Yin. Oleh Yu Huang Da Di, Shan Cai diberi gelar Jin Tong ( Kim Tong – Hokkian ) yang berarti “jaka emas” dan Long Nü bergelar Yu Nü ( Giok Li – Hokkian ) yang berarti “gadis kumala”.

Tidak ada komentar:
Write komentar